Jaringan WAN

Komp-skill.blogspot.com - Wide Area Network (WAN) adalah suatu jaringan yang digunakan untuk membuat interkoneksi antar jaringan local yang secara fisik tidak berdekatan satu sama lain, yang secara fisik bisa dipisahkan dengan kota, propinsi, atau bahkan melintasi batas geography – lintas negara dan benua. Ada beberapa Teknologi Jaringan WAN saat ini yang bisa kita gunakan. Berbeda dengan jaringan LAN, ada perbedaan utama antara keduanya dimana terletak pada jarak yang memisahkan jaringan-2 yang terhubung tersebut. WAN menggunakan media transmisi yang berbeda, maupun hardware dan protocol yang berbeda pula dengan LAN. Data transfer rate dalam komunikasi WAN umumnya jauh lebih rendah dibanding LAN.
Komunikasi Jaringan WAN
Teknologi Jaringan WAN bergantung pada fihak ketiga dalam hal ini perusahaan penyedia layanan Telecommunication yang menyediakan layanan hubungan jarak jauh. Tidak seperti pada jaringan LAN dimana koneksi antar device (komputer) ditransmisikan dari satu piranti digital / komputer kepada piranti digital lainnya melalui koneksi fisik secara langsung, teknologi jaringan WAN menggunakan kombinasi sinyal analog dan sinyal digital dalam melakukan transmisi data.
Pada diagram jaringan WAN berikut ini menjelaskan masing-2 komponen dan fungsi dalam konsep teknologi Jaringan WAN.


  1. DTE (Data terminal equipment) adalah suatu piranti disisi link jaringan WAN yang berada pada sisi pelanggan (biasanya gedung / rumah pelanggan) yang mengirim dan menerima data. DTE (biasanya berupa router jaringan atau bisa saja berupa komputer atau multiplexer) adalah merupakan tanda marka antara jaringan WAN dan jaringan LAN. DTE ini merupakan piranti yang akan berkomunikasi dengan piranti DCE disisi ujung lainnya.
  2. Demarc atau titik demarkasi adalah titik yang merupakan interface jaringan dimana kabel perusahaan telpon terhubung dengan rumah pelanggan.
  3. Local Loops adalah perpanjangan kabel line telpon dari Demarc menuju kantor pusat Telco yang mana pemeliharaannya difihak Telco, bukan tanggung jawab pelanggan. Kabel ini bisa berupa kabel UTP, fiber optic atau gabungan keduanya dan juga media lainnya.
  4. DCE (data circuit terminating equipment) adalah suatu piranti (biasanya berupa router disisi ISP) yang berkomunikasi dengan DTE dan juga WAN Cloud. DCE ini merupakan piranti yang memasok clocking (denyut sinyal sinkronisasi) kepada piranti DTE. Sebuah modem atau CSU/DSU disisi pelanggan bisa diklasifikasikan sebagai DCE. DTE dan DCE bisa saja beupa piranti yang serupa / router akan tetapi mempunyai peran dan fungsi yang berbeda.
  5. WAN cloud, merupakan hirarchi Trunk, Switches, dan CO (central office) yang membentuk jaringan telephone lines. Struktur fisik bisa bervariasi, dan jaringan-2 yang berbeda dengan titik koneksi bersama bisa saja saling overlap, makanya direpresentasikan dalam bentuk WAN cloud. Sisi pentingnya adalah bahwa data masuk melalui jaringan telpon, menjelajah sepanjang line telpon, dan tiba pada tepat pada alamat tujuannya.
  6. PSE (packet switching exchange) adalah suatu Switch pada jaringan carrier packet switched. PSE-2 ini merupakan titik-titik penghubung dengan WAN cloud.
Paket messages menjelajah dari titik ke titik yang berbeda tergantung pada koneksi fisik dan protocol yang digunakan. Disini tidak lagi dibahas mengenai teknologi jaringan WAN dalam koneksi WAN yang sudah dibahas sebelumnya, yang secara pokok ada tiga macam berikut ini:
  1. Koneksi Dedicated
  2. Jaringan Circuit-switched
  3. Jaringan Packet-switched
Jenis Jaringan WAN dedicated dan switched mempunyai suatu koneksi yang selalu tersedia kepada jaringan, akan tetapi untuk jenis circuit switched perlu melakukan suatu pembentukan koneksi via semacam mekanisme dial-up antar kedua piranti yang mau berkomunikasi. Dalam suatu konfigurasi dial-on-demand routing (DDR) – router secara automatis membuka koneksi jika ada data yang akan ditrasnmisikan (tentunya sesuai dengan access-list rule), dan akan menutup sendiri jika line dalam keadaan idle selama durasi tertentu yang disetel dalam konfigurasinya.
Layanan Jaringan WAN
Ada banyak penerapan teknologi jaringan WAN pada layanan WAN oleh ISP atau jasa layanan koneksi WAN yaitu sebagai berikut:
PSTN
PSTN adalah public switched telephone network, adalah merupakan teknologi tertua dan diapakai secara luas diseluruh dunia dalam komunikasi WAN. PSTN adalah teknologi Jaringan WAN dalam jaringan circuit-switched. Teknologi ini berbasis dial-up atau leased line (always-on) menggunakan line telephone dimana data dari digital (komputer) diubah menjadi data analog oleh modem, dan kemudian data tersebut menjelajah dengan kecepatan terbatas sampai 56 Kbps saja.
Leased lines
Leased line adalah jenis dedicated dari teknologi jaringan WAN menggunakan suatu koneksi langsung yang bersifat permanen antara piranti yang berkomunikasi dan memberikan suatu koneksi konstan dengan kualitas layanan koneksi (QoS). Akan tetapi leased line adalah lebih mahal dibanding dengan sambungan sesuai kebutuhan (dial-on-demand) PSTN.
X.25
X.25 dispesifikasikan oleh ITU-T – adalah suatu teknologi jaringan WAN paket switching melalui jaringan PSTN. X.25 dibangun dengan merujuk pada layer Data Link dan Physical layer pada referensi model OSI. Awalnya X.25 menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket switched, walaupun X.25 bisa juga dibentuk menggunakan jaringan digital. Protocol X.25 mendefinisikan bagaimana koneksi antara DTE dan DCE di setup dan dipelihara dalam Public Data Network (PDN)
  • Anda perlu berlangganan layanan X.25 yang bisa menggunakan line dedicated kepada PDN untuk membentuk koneksi WAN.
  • X.25 bisa beroperasi pada kecepatan sampai 64 Kbps pada line analog.
  • X.25 menggunakan frame sebagai ukuran variable paket
  • Disediakan deteksi dan koreksi error untuk menjamin keandalan melalui kualitas line analog yang rendah.
Frame relay
Frame relay telah dibahas panjang lebar secara terpisah, artikel yang termasuk juga jaringan frame relay dan juga koneksi frame relay. Frame relay adalah salah satu teknologi jaringan WAN dalam paket switching – suatu komunikasi WAN melalui line digital berkualitas tinggi.
ISDN
ISDN secara rinci juga dibahas terpisah, lihat jaringan ISDN disini baik untuk jaringan ISDN BRI maupun jaringan ISDN PRI. ISDN (Integrated services digital network) mendefinisikan standards pada penggunaan line telephone untuk kedua transmisi analog maupun digital.
ATM
Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi jaringan WAN dengan koneksi kecepatan tinggi dengan menggunakan paket switched system dari kecepatan 155 Mbps sampai 622 Mbps. Ia dapat mentransmisikan data secara simultan, voice yang digitize, dan sinyal digitize video melalui kedua jaringan LAN dan WAN. Karakteristik ATM meliputi berikut ini:
  • Menggunakan cell kecil berukuran tetap (53-byte) yang mana lebih muda diproses dibandingkan X.25 maupun frame relay yang menggunakan cell dengan panjang bervariable
  • Transfer rate bisa setinggi sampai 1.2 Gigabits
  • Line digital berkualitas tinggi, low noise, yang menghilangkan perlunya adanya error-checking.
  • Bisa menggunakan bermacam-macam media baik coaxial, twisted pair, maupun fiber optic.
  • Bisa mentransmisikan secara simultan jenis data yang berbeda.
Tidak ada perbedaan yang jelas antara layanan WAN seperti frame relay dan ISDN. Misalkan saja anda bisa menggunakan protocol frame relay melalui line ISDN. Begitu piranti terhubung dengan WAN cloud, protocol internal dapat mengkonvert data traffic kedalam format seperlunya kemudian mengkonvert data itu kembali disisi ujung lainnya.
Hardware WAN
Hardware WAN biasanya tergantung pada layanan WAN yang ingin anda koneksikan. Setiap protocol WAN mempunyai spesifikasi dan kebutuhan yang berbeda untuk hardware dan media transmisinya. Akan tetapi anda mempunyai pilihan dalam hardware yang anda gunakan, dan hardware WAN selalu compatible dengan layanan WAN.
Penyedia layanan WAN biasanya memberikan pilihan kepada anda hardware apa yang akan dipakai untuk jaringan WAN dan local loop sampai titik demarc. Local loop biasanya kabel tembaga, kabel yang sama dengan digunakan untuk layanan telpon.
Kabel tembaga diklasifikasikan berdasarkan bandwidth, pada gilirannya menentukan berapa besar data yang bisa dikirim, dan apakah sinyal analog atau digital. Berikut dijelaskan dua metoda dalam mengklasifikasikan bandwidth melalui kabel tembaga.
POTS (plaint old telephone services)
Layanan POTS mempunyai karakteristik berikut:
  • Kabel-kabel yang ada hanya menggunakan satu pasangan twisted
  • Sinyal analog digunakan melalui local loops
  • Sebuah modem diperlukan untuk digunakan mengkonversi sinyal digital kedalam sinyal analog.
  • Batas efektif line sebatas 56 Kbps
T-Carriers
Teknologi jaringan WAN menggunakan teknologi T-Carriers mempunyai karakteristik berikut ini:
  • Menggunakan dua pasang twisted kabel tembaga
  • Menggunakan sinyal digital
  • Beberapa channel 64 Kbps beroperasi pada kabel yang sama.
T-cariers line diklasifikasikan oleh beberapa channel pendukung yaitu:
  • T1 (24 channels)
  • E1 (31 channel)
Catatan bahwa channel 64 Kbps terkadang disebut sebagai DS-0. Line yang menggunakan 24 channel (T-1) juga biasa direferensikan kepada line DS-1. Line T-Carriers dapat dibagi menurut jenis data (yaitu: data, digitized voice, digitized video).
Disamping media transmisi, anda memerlukan hardware untuk menghubungkan ke WAN dan juga format signal yang tepat untuk jenis koneksi yang anda gunakan. Kita tahu bahwa modem mengkonversikan sinyal analog ke digital dan sebaliknya. Kita menggunakan satu atau kedua hardware berikut ini dalam semua jaringan digital:
Multiplexer
Sebuah multiplexer adalah hardware yang menggabungkan signal dari dua atau lebih piranti kedalam media segmen yang sama. Pada sisi penerima, multiplexer memisahkan sinyal-2 gabungan ini.
  • Sebuah multiplexer Statistical menggunakan channel2 virtual berbeda pada medium fisik yang sama untuk mengirim beberapa sinyal2 yang berbeda sekaligus, yaitu sinyal2 menjelajah bersamaan melalui medium yang sama
  • Multiplexer time-division mengirim data paket dari sinyal2 yang berbeda pada interval waktu yang berbeda ketimbang harus mengirim paket dengan membagi medium fisik kedalam chanel2, data dikirim pada slot waktu yang berbeda.
CSU/DSU
Sebuah Channel service unit / Data service unit (CSU/DSU) menghubungkan sebuah jaringan dengan line kecepatan tinggi seperti T1. Piranti ini melakukan format aliran data digital kedalam format frame yang tepat dan juga line code untuk line digital. Ia juga memberikan fungsi timing. Beberapa CSU/DSU juga berfungsi sebagai multiplexer juga atau dibangun integral kedalam router.
  • CSU menerima dan mengirim sinyal kepada line WAN, melakukan echo feedback sinyal selama test telpon dan meredam interferensi electrical
  • DSU mirip sebuah modem antara DTE dan CSU. Ia mengkonversikan frames dari format yang digunakan didalam LAN kedalam format yang digunakan pada line T1, dan juga sebaliknya. Ia juga memanage line, error timing, dan regenerasi sinyal.
Kita juga bisa menggunakan berbagai macam interface protocol untuk konektivitas WAN, seperti synchronous serial protocols atau asynchronous protocols.
Synchronous serial protocol menggunakan clock sinyal stabil antara DCE dan DTE kepada waktu transmisi data. Komunikasi synchronous mengirim data frame yang besar sejalan dengan waktu clock dan baud-rate. Ia menggunakan bandwidth secara effisien.
Protocol signal synchronous meliputi:
  • V.35
  • RS-232 (EIA/TIA)
  • X.21
  • RS-449
  • RS-530
Setiap jenis piranti serial menggunakan konekstor khusus meliputi:
  • DB60
  • DB25
  • DB15
  • DB9
Catatan bahwa nomor yang mengikuti tersebut menunjukkan jumlah pin, DB25 menunjukkan jumlah pin 25 dsb.
Protocol asynchronous
Protocol asynchronous menambahkan start-bit dan stop-bit pada setiap paket yang dikirim ketimbang memaksa kedua piranti pengirim dan penerima untuk menggunakan clock yang sama. Sinyal protocol asynchronous adalah paling banyak dipakai antara dua modem. Akan tetapi dia juga menambahkan overhead karena penambahan extra bit yang pada gilirannya memperlambat baud rate. Protocol sinyal asynchronous meliputi:
  • V.90
  • V.42
  • V.35
  • V.34
  • V.32, V.32bits, V.32turbo
  • V.22
Sinyal asynchronous menggunakan line telpon standard dan jacks. Koneksi meliputi:
  • RJ-11 (2 kabel)
  • RJ-45 (4 kabel)
  • RJ-48
Interface bisa dirujuk kepada port fisik pada router yang menghubungkan LAN dan WAN.
Methoda encapsulation jaringan WAN
Protocol layer fisik WAN menspesifikasikan metoda hardware dan bit sinyal. Protocol layer Data link mengendalikan beberapa atau semua fungsi2 berikut:
  • Error checking dan koreksi
  • Pembentukan link
  • Komposisi frame-field
  • Point-to-point flow control
Protocol2 layer Data link juga menjelaskan metoda encapsulation atau format frame. Metoda encapsulation WAN umumnya adalah HDLC (high level data link control). Tergantung pada layanan WAN dan metoda koneksi, beberapa metoda encapsulation meliputi:
  • Cisco HDLC untuk synchronous, koneksi point-to-point dengan router Cisco
  • LAPB untuk jaringan2 X.25
  • LAPD dalam kombinasi dengan protocol lain untuk channel B dalam jaringan ISDN
  • PPP untuk akses LAN dial-up, jaringan WAN circuit-switched dan jaringan ISDN
  • Cisco/IETF untuk jaringan frame relay
Untuk file aslinya silahkan lihat n' download DISINI ! ! ! GRATIS BOZ . . . ! ! !
    0 comments

    INSTALASI ROUTER OS

    Komp-skill.blogspot.com - Kalian pasti pernah dengar yang namenye ROUTER-kan. . . . Nah ROUTER itu dalam jaringan fungsinya adalah untuk memanagement lalu lintas jaringan saat transmisi dilakukan. Router itu dibedakan menjadi 2, yaitu :
    • DEDICATED ROUTER (ROUTER yang ditanam dalam sebuah hardware) 
    • PC ROUTER (ROUTER yang teristall dalam sebuah PC)
    Dalam postingan kali ini saya akan membahas bagaimana cara meng-Install ROUTER pada P. Langsung saja, nich gua beri tutorialnye :
    1.  Masukkan cd mikrotik ke dalam cd/dvd room.

    2.  Setting bios komputer anda, pada booting awal (first boot)nya adalah cd/dvd room anda.

    3.  Setelah di setting maka komputer anda akan booting pertama kale ke cd/dvd room anda. Jika berhasil maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini :
    4. Pencet tombol "A" untuk memilih semua konfigurasi. klik tombol "M" untuk memilih konfigurasi minimal. klik tombol "SPACE" untuk memilih konfigurasi secara manual.

    5. Jika sudah yakin maka klik yombol "I" untuk memulai menginstal.
     
    6. Jika muncul seperti gambar diatas maka kita disuruh memilih memakai konfigurasi yang lama (jika sudah pernah menginstal mikrotik) atau tidak.Klik tombol "Y" untuk menyetujui, atau klik tombol "N" untuk tidak menyetujui.

    7. Setelah itu akan muncul peringatan yang maksudnya adalah memberitahu kita bahwa semua data akan hilang dan menanyakan apakah kita yakin atau tidak. Klik tombol "Y" untuk menyetujui, atau klik tombol "N" untuk tidak menyetujui.
     
    8. jika muncul seperti gambar dibawah ini maka proses instalasi telah selesai. keluarkan kaset mikrotik anda, setelah itu tekan enter untuk merestart komputer anda secara otomatis.
     
    9. Setelah komputer anda restart maka anda akan diminta untuk check disk atau tidak. Klik tombol "Y" untuk menyetujui, atau klik tombol "N" untuk tidak menyetujui.
     
    10. setelah itu akan muncul tampilan login. "admin" (tanpa tanda petik) pada  Mikrotik Login. Dan pada password enter aja. karena password defaultnya tidak ada password,,,,
     
    11. Jika berhasil maka akan muncul gambar tampilan awal mikrotik (lihat gambar dibawah ini). Menandakan anda telah berhasil menginstal mikrotik. 
          Langkah selanjutnya adalah menyetting fitur2 ROUTER tsb. . . Untuk settingan terserah anda ! ! ! 
    SEMOGA BERMANFAAT
    0 comments

    MENGATASI MASALAH PADA TASK MANAGER

    Komp-skill.blogspot.com - Saat komputer anda mengalami keadaan macet (not responding), seringkali kalian akan menggunakan TASK MANAGER sebagai solusi untuk menghentikan kinerja program yang not responding tadi. Tapi seringkali juga TASK MANAGER yang kita panggil dengan menekan CTRL + ALT + DEL tidak dapat dipanggil, seperti gambar dibawah ini :
    Maka caranya adalah sebagai berikut :
    1. Dengan menggunakan Code Buka 
    • Notepad dan copy-kan code dibawah ini :  
    [Version]
    Signature=”$Chicago$”
    Provider=mailplus

    [DefaultInstall]
    DelReg=del

    [del]
    HKCU, Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System,DisableTaskMgr
     

    • Simpan dengan nama “TERSERAH.inf” tanpa tanda petik (TERSERAH dapat diganti dengan nama lain). 
    • Aktifkan dengan cara KLIK KANAN (pada file tsb) > INSTALL Coba tekan “CTRL + ALT + DEL"
    • Simsalabim TASK MANAGER aktif kembali
    0 comments

    Trik Memotong Bad Sektor Pada Harddisk


    Komp-skill.blogspot.com - Sebelum melakukan pemotongan hardisk, kita harus menggunakan software yang dapat menghapus bad sector ringan pada hardisk. Caranya dapat kita gunakan software DOS Scandisk atau Maxllf.

    Jika hal ini tidak berhasil menghilangkan bad sektor maka kita akan melangkah ke pemotongan bad sektor yang rusak. Sebelum itu kita harus menyiapkan software yang harus digunakan dalam kegiatan ini diantaranya adalah :

    1.Disk Manager (E:\quantum> dm /x)
    Berfungsi untuk melakukan partisi dan memotong bagian harddisk yang mengalami bad sector

    2.Maxllf
    Berfungsi untuk melakukan low level format bila hardisk mengalami kerusakan pada sistem

    3.Partition Magic (pqmagic)
    Berfungsi menyatukan hardisk-hardisk yang telah terpotong

    4.DOS Scandisk
    Melakukan deteksi pada harddisk dan mengetahui letak kerusakan hardisk

    Prosedur Pemotongan :
    1.Kita misalkan kita memiliki sebuah harddisk yang akan kita potong bad sectornya. Untuk mengetahui pada cylinder berapakah bad sector terjadi maka kita harus menggunakan perintah berikut ini :

    a.Dengan DOS Scandisk : C:\surface\autofix. Dengan perintah ini, komputer menampilkan status dan letak bad sector pada harddisk.

    b.Dengan Maxllf kita dapat melakukan Low Level Format. Software akan menampilkan bad sector yang tidak dapat diperbaiki sehingga harus kita potong.


    2.Kita Misalkan Hardisk yang akan kita potong memiliki 943 cylinder, dan bad sector berada pada bagian tengah hardisk yaitu pada cylinder 301 sampai 302. Seingga dari data tersebut dapat kita petakan keadaan cylinder hardisk kita seperti gambar di bawah ini :



    3.Dari bentuk peta cylinder di atas, kita akan melakukan partisi dengan menggunakan software Disk Manager dengan cara sebagai berikut:

    a.Dari menu utama Disk Manager, tekan Alt+M untuk masuk ke menu partisi secara manual.
    b.Dengan menggunakan partisi manual, kita buat partisi sebagai berikut :



    c.Setelah itu kita delete partisi Logical 1 yang mengandung bad sector

    4.Dengan menggunakan PQMAGIC kita dapat menyatukan kembali hardisk setelah dipotong tadi sehingga dianggap hilang oleh hardisk.
    0 comments

    PERHITUNGAN CEPAT SUBNETTING

    Komp-skill.blogspot.com - Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
    Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
    Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
    Subnet Mask Nilai CIDR
    255.128.0.0 /9
    255.192.0.0 /10
    255.224.0.0 /11
    255.240.0.0 /12
    255.248.0.0 /13
    255.252.0.0 /14
    255.254.0.0 /15
    255.255.0.0 /16
    255.255.128.0 /17
    255.255.192.0 /18
    255.255.224.0 /19
    Subnet Mask Nilai CIDR
    255.255.240.0 /20
    255.255.248.0 /21
    255.255.252.0 /22
    255.255.254.0 /23
    255.255.255.0 /24
    255.255.255.128 /25
    255.255.255.192 /26
    255.255.255.224 /27
    255.255.255.240 /28
    255.255.255.248 /29
    255.255.255.252 /30

    SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
    Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
    Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
    Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
    1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
    2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
    3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
    4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
      Subnet
      192.168.1.0
      192.168.1.64
      192.168.1.128
      192.168.1.192
      Host Pertama
      192.168.1.1
      192.168.1.65
      192.168.1.129
      192.168.1.193
      Host Terakhir
      192.168.1.62
      192.168.1.126
      192.168.1.190
      192.168.1.254
      Broadcast
      192.168.1.63
      192.168.1.127
      192.168.1.191
      192.168.1.255
    Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

    Subnet Mask Nilai CIDR
    255.255.255.128 /25
    255.255.255.192 /26
    255.255.255.224 /27
    255.255.255.240 /28
    255.255.255.248 /29
    255.255.255.252 /30

    SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
    Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

    Subnet Mask Nilai CIDR
    255.255.128.0 /17
    255.255.192.0 /18
    255.255.224.0 /19
    255.255.240.0 /20
    255.255.248.0 /21
    255.255.252.0 /22
    255.255.254.0 /23
    255.255.255.0 /24
    Subnet Mask Nilai CIDR
    255.255.255.128 /25
    255.255.255.192 /26
    255.255.255.224 /27
    255.255.255.240 /28
    255.255.255.248 /29
    255.255.255.252 /30

    Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
    Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
    Penghitungan:
    1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
    2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
    3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
    4. Alamat host dan broadcast yang valid?
    5. Subnet
      172.16.0.0
      172.16.64.0
      172.16.128.0
      172.16.192.0
      Host Pertama
      172.16.0.1
      172.16.64.1
      172.16.128.1
      172.16.192.1
      Host Terakhir
      172.16.63.254
      172.16.127.254
      172.16.191.254
      172.16.255.254
      Broadcast
      172.16.63.255
      172.16.127.255
      172.16.191.255
      172.16..255.255
    Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
    Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
    Penghitungan:
    1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
    2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
    3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
    4. Alamat host dan broadcast yang valid?
    Subnet
    172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
    Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
    Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
    Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255

     Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan 
    SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
    Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
    Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
    Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
    Penghitungan:
    1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
    2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
    3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
    4. Alamat host dan broadcast yang valid?
    Subnet
    10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
    Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
    Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
    Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255

    Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya 
    Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
    Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.
    REFERENSI
    1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
    2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
    3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
    Berikut soal latihan, tentukan :
    a) Alamat Subnet Mask,
    b) Alamat Subnet,
    c) Alamat Broadcast,
    d) Jumlah Host yang dapat digunakan,
    e) serta Alamat Subnet ke-3
    dari alamat sebagai berikut:
    1. 198.53.67.0/30
    2. 202.151.37.0/26
    3. 191.22.24.0/22
    Saya coba berhitung-hitung seperti demikian 
    1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:
    Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
    Menghitung Subnet:
    Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
    Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host
    Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
    jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
    Host dan broadcast yang valid:
    Maka dari perhitungan diperoleh:
    • Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252
    • Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252
    • Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255
    • Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128
    • Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8
    2.202.151.37.0/26 -> IP class C
    Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
    Menghitung Subnet:
    Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet
    Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host
    Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192
    Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192
    Host dan broadcast yang valid:
    Maka dari perhitungan diperoleh:
    • Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192
    • Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192
    • Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255
    • Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248
    • Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128
    3.191.22.24.0/22 –> IP class B
    Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0
    Menghitung Subnet:
    Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
    Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host
    Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
    Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…
    Alamat host yang valid:
    • Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0
    • Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252
    • Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255
    • Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128
    • Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8
    0 comments

    USB NOT RECOGNIZED

    Mengatasi Kegagalan Windows Mendeteksi Perangkat USB



    Komp-skill.blogspot.com - Pesan Error USB Devices Not Recognized
    nda mungkin pernah melihat pesan error di samping ini dan mengalami hal seperti berikut. Anda sedang bekerja dengan perangkat USB, entah itu printer, flashdisk atau harddisk. Tiba-tiba tanpa dinyana hardware tersebut diam membisu, alias tidak berfungsi. Anda mendapatkan pesan error “USB Device Not Recognized” tiap kali Anda memasukkan kembali device tersebut ke port USB. Apa yang terjadi?

    Ada beberapa jawaban yang bervariatif. Saya sudah menyusunnya berikut solusi masalah masing-masing. Anda bisa memilih sesuai dengan kemungkinan terdekat dengan kasus yang Anda alami. Permasalahan yang menyangkut pesan errorUSB Not Recognized‘ adalah sebagai berikut:
    1. Permasalahan Paling Umum
    Device/Perangkat yang sedang Anda pakai termasuk dalam perangkat yang rawan terhadap perubahan arus listrik dan gangguan listrik statis. Salah satu device yang sering mengalami hal ini adalah USB Flashdisk. Jika ada kebocoran arus sedikit saja dalam casing yang kemudian menjalar ke flashdisk, bisa jadi menyebabkan flashdisk mengalami malfungsi. Begitu pula jika tanpa diduga ada pengaruh dari listrik statis pada lingkungan di seputar terminal USB. Hal ini diperburuk dengan kualitas casing komputer yang kebanyakan beredar di Indonesia seringkali tidak memenuhi standar keamanan grounding listrik.
    Solusi:

    • Bebaskan CPU dari arus listrik apapun selama beberapa saat. Matikan komputer, cabut perangkat USB Anda berikut semua kabel power yang masuk ke CPU dan Monitor. Tunggu 20 hingga 30 menit kemudian nyalakan seperti biasa. Untuk sebagian besar kasus, cara ini terbukti ampuh. Terkadang port USB yang longgar juga bisa jadi sebab gagalnya deteksi hardware USB.
    • Jika masih belum terdeteksi, gunakan Device Manager untuk melakukan scan guna menemukan hardware baru atau informasi perubahan hardware. Untuk melakukannya, Klik Start > Run > Ketik “devmgmt.msc” (tanpa tanda kutip) [OK].
      Dari Menu Action, pilih “Scan for Hardware Changes“. Pilihan ini akan mengaktifkan deteksi hardware Windows untuk menemukan perangkat yang baru diinstall. Setelah selesai, tutup semua Device Manager dan Control Panel. Perhatikan apakah perangkat USB sudah berhasil dideteksi.
    • Jika cara tersebut tidak berhasil, coba langkah berikut:
      Disable fasilitas Power Management of the USB hub. Untuk melakukannya, ikuti langkah berikut:
      Klik Start > Run > Ketik “devmgmt.msc” (tanpa tanda kutip) dan akhiri dengan [OK].
      Tampilkan semua entri pada bagian Universal Serial Bus Controller, kemudian ikuti langkah berikut untuk tiap USB Root Hub yang tersedia.
      - Klik kanan USB Root Hub > Klik Properties
      - Klik Tab Power Management
      - Klik untuk menghilangkan pilihan pada check box “Allow the computer to turn off this device to save power“, akhiri dengan [OK].
    2. Terjadi kesalahan Instalasi driver
    Saat perangkat USB ditancapkan ke komputer (bahkan mungkin saat proses instalasi otomatis) driver USB tidak terinstall dengan baik dan justru mengakibatkan kerusakan fatal pada driver-driver USB lain.
    Solusi:
    Hilangkan semua device yang tersembunyi di Device Manager dengan cara sebagai berikut:
    1. Klik Start > Run > Ketik CMD [OK],
    2. Ketik “set DEVMGR_SHOW_DETAILS=1?” (tanpa tanda kutip) dan akhiri dengan ENTER.
    3. Ketik “set DEVMGR_SHOW_NONPRESENT_DEVICES=1?” (tanpa tanda kutip) dan akhiri dengan ENTER.
    4. Ketik “start devmgmt.msc” (tanpa tanda kutip) dan akhiri dengan ENTER.
    5. Klik menu View > Show Hidden Devices.
    6. Pada panel sebelah kiri, Klik tanda “+” untuk melihat isi Imaging devices, Unknown Devices dan USB Devices.
    7. Apakah Anda menemukan USB Devices dan Unknown Devices (termasuk yang berwarna abu-abu)? Jika iya, Klik Kanan > Uninstall.
    3. Perangkat USB sebelumnya berjalan Normal Kemudian tiba-tiba Tidak ada respon tanpa sebab yang jelas
    Solusi:
    Lakukan langkah berikut ini:
    A) Hapus semua file oem*.inf dengan cara:
    1. Klik Start > Run > Ketik “cmd” (tanpa tanda kutip)
    2. Dalam Command Line ketik baris perintah berikut (tanpa tanda kutip) dan akhiri dengan [ENTER] pada tiap akhir perintah:
    “cd \windows\inf” [ENTER]
    “ren infcache.1 *.old” [ENTER]
    “ren oem*.inf *.old” [ENTER]
    “del C:\windows\setupapi.log” [ENTER]
    B) Hapus semua entri registri dalam HKEY_LOCAL_MACHINE/Enum/USB yang dimulai dengan VID
    Dengan menghapus entri VID dari registri, PC akan mendeteksi ulang hardware dan melakukan Restart.
    Perhatian: Jika Anda menggunakan keyboard atau mouse USB, jangan hapus entri VID untuk perangkat tersebut karena bisa mengakibatkan Windows melakukan Restart dengan benar. Ikuti langkah berikut ini:
    1. Klik Start > Run > Ketik “regedit” [ENTER] (tanpa tanda kutip) Selanjutnya Registry Editor akan muncul.
    2. Masuk ke bagian HKEY_LOCAL_MACHINE\System\CurrentControlSet\Enum\USB.
    3. Pilih dan hapus semua entri VID_….
    Jika Anda mengalami masalah saat menghapus registri ini, mungkin Windows masih membatasi Permissions agar VID_ tidak terhapus. Atasi dengan cara berikut:
    a) Klik kanan pada Key yang akan dihapus > Pilih Permissions. Selanjutnya Window Permissions for The VID_… akan muncul.
    b) Pilih semua check box dalam sesi Group atau Usename, pilih Allow pada Full Control.
    c) Klik Apply dan akhiri dengan [OK]
    4. Matikan komputer.
    C) Hubungkan kembali perangkat USB ke PC
    1. Dengan kondisi komputer sedang mati, tancapkan perangkat USB pada port USB.
    2. Restart Komputer.
    3. Window ‘A New Hardware Detected’ akan muncul dan mendeteksi ulang hardware Anda.
    4. Perangkat USB sejak Awal tidak terdeteksi dan berfungsi normal atau sebenarnya berfungsi namun di tengah-tengah proses Anda mendapatkan pesan “USB Device has Malfunctioned“.
    Solusi:
    1. Coba gunakan Kabel USB yang lebih pendek ukurannya.
    2. Coba tancapkan perangkat USB ke port USB PC di bagian belakang. Terkadang port USB di bagian depan PC kekurangan catu daya sehingga menyebabkan perangkat mengalami error
    3. Sejumlah perangkat USB 2.0 tidak kompatibel dengan port USB 1.1. Cobalah secara bergantian di port USB 1.1 dan USB 2.0 untuk mengetahui apakah ini yang jadi masalah.
    4. Coba downgrade semua Port USB dari versi 2.0 ke 1.1, Anda dapat mengubah setting ini lewat BIOS.
    5. Jika tetap gagal, cobalah perangkat USB tersebut di komputer lain. Dengan begitu Anda bisa tahu mana yang jadi biang keladinya, perangkat USB atau port USB Anda.




    0 comments

    SERIAL NUMBER ALL SOFTWARE

    Komp-skill.blogspot.com - Kalian bingung punya software yang tidak bisa digunakan hnya  karena software tersebut memerlukan SERIAL NUMBER sebagai activasi . . . .! ! ! Sekarang ga' usah bingung lagi . . nich gue punya serial number untuk softaware yang anda butuhkan . . . . Dibawah ini :
    1. 3DS Max v3.1 Win9xNT : SN : 110-12345678 CD Key : S4ED6W
    2. 3DS MAX 8   : serial: 838-92210847 // request code: LNZC 7G1V FUHH 3L71 74KS 7H2C 2UUP  // activation code:   PT1KH9YW4FX4V15P 6YDUWJ6Z0VEY41S2
    3. ACDSee 4.0 Winall.Regged : 654-237-149-322-681-441
    4. ACDSee 4.01 : 148-817-607-012-681-441 / 711-108-595-288-491-441
    5. ACDSee 5.0 : 581-076-451-038-881-441
    6. ACDSee 5.0 PowerPack : 382-936-064-050-881-441
    7. ACDSee 5.0 Standar : 664-828-790-472-030-541
    8. ACDSee 6.0 PowerPack : 147-755-260-960-487-541
    9. ACDSEE V.7.0.43 POWER : 4WBDGK-KVP87-F23BT8-JWRN8P8
    10. ACDSEE 9.0 BUILD 5.5 : DYWDLK-PS6C7-W39CLK-GL9TL23
    11. Adobe Illustrator 10 : 1034-1003-4400-0000-1115-2040
    12. Adobe Pagemaker 6.52 : 03W652R3818820-549
    13. Autocad 2000 :Serial : 112-11111111.CD Key : 5X8NUG.
    14. Autocad 2002 : Serial : 400-12345678. CD Key : T4ED6P.
    15. Borland C++ Builder v.4.0 for Windows : Number : 3448. A Key : 86x8-19x0.
    16. COREL Print House 6 : PH06WRD-0020403-WQ
    17. COREL R.A.V.E 2 : RA02WRD- 0001311-CHE
    18. CAKEWALK MEDIAWORK : CWMW1.00-009968
    19. CORELDRAW 10 : D10NR-32542-53T76
    20. CORELDRRAW 11 : DR11CRD-0012082-DGW
    21. CORELDRAW 12 : DR12WEX-1504397-KTY
    22. CYBERLINK DVDSUITE PRO V.5 : MS595725518122J4
    23. COREL PRINT HOUSE 6 : PH06WRD-0020403-WQF
    24. DELPHI 5 : 111-111-1111 CODE : FEX1-91X0
    25. DELPHI 6 : Z9J8-PUM4N-C6GZQ CDKEY: RW2-7JW
    26. DELPHI 7 : GAKD-PD29Q9-RDF?JQ-X65Z CD KEY : QY8.EEC
    27. DELPHI 8 : TIDAK PAKAI
    28. FRUITY LOOPS 4 : PC752-VNVK5-28DKNSYP9V
    29. Flash Cam : C06-122-000
    30. FLASH 5 : FLW500-03143-77238-80660
    31. FLASH 6 : FLW600-11335-72240-33333
    32. FLASH MX : FLW600-53733-75540-61552
    33. FLASH MX 6.0 RETAIL : FLW600-56032-66640-21856
    34. HOY QUR’AN 7,1 : N1A6-N0A9
    35. Hollywood FX Pro : HF559-PRO-807189-75Q
    36. Macromedia director 8.5 : WDW850-02044-87235-26420
    37. MACROMEDIA FREAND 11 : FHW110-02426-47231-55458
    38. MACROMEDIA FIREWORKS 4 : FWW400-02666-67248-0254
    39. MACROMEDIA COLDFUSION MX : CPD600-08480-B7213-22568
    40. Macromedia DreamWeaver 4 : DWW400-03771-57289-73501
    41. MACROMEDIA DREAMWEAVER MX : DWW600-54622-26755-01760
    42. MACROMEDIA FLASH MX : FLW600-09531-57240-83750
    43. MDAEMON SERVER : GDPFFMF-QAWLYFJ-XQDIYAO
    44. MS. OFFICE 97 : 4156-0212207
    45. MS. OFFICE FRONT PAGE : WFDWY-XQXJF-RHRYG-BG7RQ-BBDHM
    46. MS. VISIO PROF 2002 : F8BFX-2B8M6-X373J-TBQ8M-K3C76
    47. MS. VISUAL FOX FRO 8.0 : TCJC7-H2QDH-3T7G7-R6RTM-YRK3Y
    48. Nero Burning Rom v.5044 : 1500-0001-0053-0316-2508-6123
    49. Nero Burning Rom v.5.5.5.1 for WinXP : 1503-0947-6845-2627-4181-1200.
    50. NERO 6 : 1A23-0006-7130-1204-8976-4901
    51. NERO 6.3 : 1A25-0006-7130-1352-4239-7903
    52. NERO 6.6 : 1A25-0006-7130-1827-2429-2198
    53. NERO 7.7.5.1 PREMIUM ED : 1C80-0014-19E5-MA2X-400C-4X27-4A50
    54. OFFICE 2000 : GC6J3-GTQ62-FP876-94FBR-D3DX8 KEY : 1111-1111
    55. OFFICE 2003 : GWH28-DGCMP-P6RC4-6J4MT-3HFDY
    56. OFFICE XP FULL : FM9FY-TMF7Q-KCKCT-V9T29-TBBBG
    57. OFFICE ENTERPRISE 2007 : KGFVY-7733B-8WCK9-KTG64-BC7D8
    58. OMNIPAGE 15 : E709X-KD1-NHXD-QQDF-F8
    59. ORCAD : SCO 021061
    60. ADOBE PREMIER V.7.5 : AB1234565
    61. PINACLE INSTAN-VIDEO ALBUM : 7777777777
    62. PINACLE STUDIO V.8.3 : 1555856630
    63. PHOTOShOP 6 : PWWW600R7105467-948
    64. PHOTOShOP 7 : 1045-0203-3247-2217-3566-6177
    65. PHOTOShOP 8/CS : ANGKA 1 SEMUA
    66. PHOTO IMPACT 7 : 11103-07000-00001531
    67. Power DVD 5.0 : MV588995988G2285
    68. POWER QUEST PARTITON MAGIC V.7.O : PM700ENEU-110965
    69. PARTITION MAGIC 8.01 : M800EN1-11111111/PM800FR1-3193805303
    70. Swif3d 2.0 : T3DW200-65700-95005-88056
    71. Sonic Foundry Video Capture 2.0b : 9H-RBXSQT-YE7GEX-NQW5GX
    72. TRANSTOOL 5 : 100706-27816-08499520-03
    73. TWEAK XP V.20 PRO : E090402963592
    74. Teleport Pro v.1.29.1107 : 787318958
    75. ULEAD COOL 3D STUDIO : 274A5-11085-78578888
    76. ULEAD MEDIA STUDIO PRO 7.0 : 011A2-27042-0190DCN14
    77. ULEAD MOVIE FACORY 2.0 : 111A2-62000-00300082
    78. ULEAD PHOTO IMPACT XL : 111A3-08500-00002098
    79. ULEAD VIDEO STUDIO 7 : RORA2-870RO-ROROROR1
    80. UNIVERSAL TRANSLATOR : EWB3APACDVBGYT2ENZJX
    81. ULEAD PHOTO IMPACT : 11103-07000-00001531S
    82. VCD CUTER V.4.03 RETAIL: 017697-023393
    83. VISUAL BASIC 5.0 : 425-1689004
    84. VISUAL BASIC 6 PROF ED.: 422-1111111
    85. VISIO 2003 : WFDWY-XQXJF-RHRYG-BG7RQ-BBHDM
    86. VISUAL STUDIO ENTERPRISE ED : 807-1426627
    87. VIDEO STUDIO 8 : 111A2-88000-00230680
    88. VIDIO WAVE POWER ED : 75-0R0BN-X89HZ-21DCN
    89. WORLD PERFECT OFFICE : WS12WCX-0203227-XWJ
    90. WinBoost 2001 Gold Edition : 5T5K4-D483-VZ7A-AC4T.
    91. WinBoost 2002 Gold : 5T5K4-D483-VZ7A-AC4T.
    92. WINDOWS 95 : 15695-OEM-0001346-00885
    93. WINDOWS 98 JAPAN : C4GVG-CHRD3-9D12C-BBXHR-3CB76
    94. WINDOWS 98 SECOND RELOADED EDIION SP1.5 : K4HVD-Q9TJ9-6CRX9-C9G68-RQ2D3
    95. WINDOWS 98 & SE : HQ6K2-QPC42-3HWDM-BF4KJ-W4XWJ
    96. WINDOWS ASIA ED : FCKGW-RHQQ2-YXRXT-8TG6W-2B7Q8
    97. WINDOWS ME : B6BYC-6T7C3-4PXRW-2XKWB-GYV33
    98. WINDOWS 2000 : F6PGG-4YYDJ-3FF3T-R328P-3BXTG
    99. WINDOWS 2000 PROF : RM2333-2PRQQ-FR4RH-JP89H-46QYB
    100. WNDOWS SERVER 2003 : JB88F-WT203-DPXTT-Y8GHG-7YYQY
    101. WNDOWS SERVER 2003 ENT : CW32K-48T2T-3D2PJ-DXBWY-C6WRJ
    102. WINDOWS SEVER 3 IN 1 : JB88F-WT2Q3-DPXTT-Y8GHG-7YYQY
    103. WINDOWS LONGHORN : CKY24-Q8QRH-X3KMR-C6BCY-T847Y
    104. WINDOWS XP HE : GYG6B-HK868-CYF3H-YHQPX-TGCW6
    105. WINDOWS XP SP1A : XP8BF-F8HPF-PY6BX-K24PJ-TWT6M
    106. WINDOWS XP HOME ED : FGJXW-KRTJP-DM2RH-9GQ7T-KYQG8
    107. WINDOWS XP HOME ED OEM 2007 : JQ4T4-8VM63-6WFBK-KTT29-V8966
    108. WINDOWS XP SP1+RUI : XP8BF-F8HPF-PY6BX-K24PJ-TWT6M
    109. WINDOWS XP PROF SP2 : CRTGH-B68P2-XB6JC-44GCD-X9JHM
    110. WINDOWS XP FULLRELEASE : FCKGW-RHQQ2-YXRKT-8TG6W-2B7Q8
    111. WINDOWS XP CORPORATE PLUS : 7QVT6-T2738-WRKJB-YKRFQ-XVK98
    112. WINDOWS XP MEDIA CENTER : XJM6Q-BQ8HW-T6DFB-Y934T-YD4YT

    1. WINDOWS XP MEDIA CENTER 2005 SP2 : C4BH3-P4J7W-9MT6X- PGKC8-J4JTM
    2. WINDOWS XP PRO-SP2 2004 : CRTGH-B68P2-XB6JC-44GCD-X9JHM
    3. WINDOWS XP SP2 GOLD ED : MYHVT-WQ49M-QRPVF-V86FC-P3R8Y
    4. WINDOWS XP PROF SP1A INDONESIA :
      • 62KYQ-3JWQH-WDJBG-D374R-Q8FCW
      • XPCK2-HY3VB-74KK4-JG6V4-JMDVM
    5. WINDOWS XP ARABIC 2004 : 3FC6J-PVRYV-38KFF-B2K46-CDHH6
    6. WINDOWS XPMEDIA CENTER 2005 : KCQ9Q-FTBM4-6HTWV-M7DKM-T4BF5
    7. WINDOWS XP HOME ED 2006 : RH6M6-7PPK4-YR86H-YFFFX-PW8M8
    8. WINDOWS XP PROF CORP SP2 FEB-SEP2006 : XP8BF-F8HPF-PY6BX-K24PJ-TWT6M
    . . . . SEMOGA BERMANFAAT . . . .

    0 comments
    readbud - get paid to read and rate articles
     
     

    © Bluberry Template Copyright by Komp-skill "Knowledge Of Computer"

    Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks